Jumat, 07 Oktober 2011

Membudayakan Antri

Cerita dimulai pada saat saya dengan antusias berangkat jauh lebih cepat ke sebuah acara rohani di salah satu gereja. Kedatangan saya dan teman yang lebih cepat ini bertujuan supaya bisa menunggu didalam gereja dan mengikuti acara dari awal dengan lebih nyaman. Karena pada saat itu terdengar kabar bahwa pada jam dimulai acara, gerbang gereja tersebut akan ditutup. 

Ternyata realita yang kami temui sama sekali diluar dugaan. Kami harus menunggu hampir 1 jam diluar gereja karena gereja belum selesai dibersihkan (sebelumnya ada kegiatan lain yang ternyata baru selesai). Cerita menjadi menarik ketika setengah jam sebelum acara, kami yang menunggu terpaksa berdiri bergerombol di pintu masuk. Para panitia membentuk pagar betis, menahan supaya jangan ada yang masuk (jadi teringat situasi demonstrasi antara mahasiswa dan polisi). 

Karena menunggu terlalu lama, niat panitia yang ingin membentuk sebuah ANTRIAN supaya yang ingin masuk bisa diperiksa satu per satu tas-nya dan tidak berdesak-desakan saat masuk, musnah saat celah dibuka. Ironisnya yang menyerobot antrian tidak hanya ibu-ibu yang bermuka "lugu" tapi juga anak remaja yang cuma bisa nyengar nyengir saat ditegur.

Dalam ilmu manajemen, konsep antrian sendiri memiliki makna suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Dan sepertinya sangat susah untuk membentuk suatu GARIS tunggu di lingkungan kita.

Akan menjadi maklum bagi kita bila yang tidak bisa membentuk GARIS itu adalah orang tua atau orang dewasa yang tidak berpendidikan. Orang-orang seperti mereka pun bahkan seringkali jauh lebih sopan ketika ditegur, mereka masih bisa meminta maaf dan mengikuti GARIS yang sudah ada. Menjadi miris bagi kita ketika yang melakukan itu adalah pelajar, mahasiswa atau bahkan orang kantoran. Yang seharusnya sudah mengerti apa arti kata ANTRIAN dan seharusnya lebih bisa menghargai sesamanya.

Teringat hukum kedua yang terutama yang ditekankan di perjanjian baru, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Jika Anda ingin dihargai, hargailah orang lain. Jika Anda tidak ingin diserobot antrian, jangan menyerobot atau memberikan orang lain menyerobot antrian Anda. Mari sama-sama belajar untuk membudayakan ANTRI dilingkungan sekitar kita..:)

Tuhan Memberkati

14 komentar:

  1. setuju.....
    mnurut sy antri indetik dgn yg nmx kesabaran..
    jadi kalo org sabar disyng Tuhan..
    jd org yg antri juga disyng Tuhan hehe..

    BalasHapus
  2. ini pasti acara konser UWC kemaren yach...karna dari awalnya udah pada maen serobot, qt jadi ikut2an nyerobot masuk hehehe....nice post!

    BalasHapus
  3. duhh...susah antri, 'budaya' indonesia kali yaa ?

    BalasHapus
  4. bukan budaya antri namanya itu kalau perilakunya seperti itu...
    menciptakan manusia yang taat aturan (atri) menurut saya itu dimulai dari dalam keluarga baru kemudian dari lingkungan dimana kita berada.. jadi kalau dari dalam rumah/keluarga kita kalau sudah terbiasa dengan kebiasan nilai-nilai yang baik maka sudah pasti ketika keluar rumah perilaku yang baik itu pasti akan terus terbawa kemanapun atau dalam kondisi apapun....

    apakah kita sudah menciptakan perilaku manusia yang baik dari dalam rumah kita sendiri....?
    ini solusi mengantisipasi penyerobotan antrian tadi.... "Coretan-coretan yang menarik"

    BalasHapus
  5. Antri.....antri...jd ingat ni....kalau ada antrian panjang biasanya yang mau lewat teriak.....permisi2 ada air panas.....sewaktu org lain panik dan minggir eee...yg punya suara ambil posisi dimuka....

    BalasHapus
  6. antri itu indah kalau dibudidayakan hehhe,,
    ayo mbak retno., ditambah lagi tulisannya.,
    jalan2 juga ke rumahku yah http://torabastem.blogspot.com/

    BalasHapus
  7. Antri,..antri adalah cara yang baik untuk terlancar suatu ketertiban di masyarakat,dan juga dalam segala hal kepengurusan kita, sehingga terhindar dari budaya saling sengol-sengolan,...Mari ramai2 kita semua budidayakan Antri... Antri Yes!
    Trim's Retno.

    BalasHapus
  8. JIka kita antri maka kita tertib, kita teratur.. n melatih kesabaran kita. Antri itu penting

    BalasHapus
  9. ayo kampanye budaya antri......

    BalasHapus
  10. waktu kita kecil mungkin sekolah kita ada yang mengajari berbaris sebelum masuk kelas...terlihat sepele tapi usaha itu efektif lho untuk menumbuh-kembangkan budaya antri...bener g?
    jadi korban diserobot antriannya memang g enak bgt T_T

    BalasHapus
  11. huum...setuju banget..kenapa orang jawa yang terkenal sopan santun juga kadang main nyrobot,,apalagi kalo antrinya ma ibu2..pasti kalah,soalnya mereka menan cerewet...
    adohh,,,susah bener hidup kalo g main nyrobot...hehe

    BalasHapus
  12. Mari kita belajar dari orang jepang, wlu sunami datang...dan akibatnya makanan terbatas, mereka tetap mau antri untuk menyelamatkan diri demikian juga untuk mendapatkan makanan. Antrian membutuhkan ketenangan,kesabaran dan senyuman.

    BalasHapus